Kabupaten Malang banyak menawarkan
keindahan pantai selatan yang eksotik dan menawan. Sebut saja pantai Ngliyep, Sendangbiru, dan Balekambang
yang lebih dulu kesohor. Kemudian ada pantai Tamban, Goa Cina, dan Bajulmati yang mulai "naik
daun" namanya. Kelebihan pantai-pantai yang terakhir ini adalah kealamian
dan keasriannya yang relatif masih terjaga karena masih belum banyak
pengunjungnya.
Bertepatan dengan libur 1 Muharam yang lalu saya bersama rombongan ada kesempatan buat
“mencicipi” keindahan pantai Goa Cina. Pantai ini terletak di desa Sitiarjo, Sumbermanjing
Wetan. Bersebelahan dengan Sendang Biru dan searah
dengan pantai Bajulmati. Jarak tempuh menuju pantai ini sebenarnya tidak
terlalu jauh namun yang membuat lama
perjalanan (sekitar 2,5 – 3 jam) adalah
medannya.
Dari kota
Malang ke Turen jalannya didominasi
jalan yang lurus, enak dan nyaman buat berkendara. Selepas Turen jalan masih
lempeng. Masuk desa Druju hingga ke Sitiarjo jalannya berganti menjadi
berkelok-kelok naik turun perbukitan kapur. Pemandangan gunung kapur nan indah namun
membutuhkan kemahiran dan kewaspadaan yang tinggi saat berkendara melewatinya.
Keluar dari Sitiarjo jalan relatif datar hingga
pertigaan. Sebelumnya kita akan lebih dulu melewati gapura bertuliskan
“pantai Tamban”. Akses jalan dari pertigaan penunjuk arah (lurus ke Sendangbiru, belok kanan ke Bajulmati dan Goa Cina) sudah nyaman
layaknya jalan tol karena menggunakan aspal hotmix. Jalan ini merupakan proyek
Jalur Lingkar Selatan yang nantinya akan menghubungkan pantai-pantai di Malang
Selatan.
Nah,
dari jalan besar menuju lokasi kita siap-siap “bergoyang reggae”. Jalannya
masih jelek banget. Betul memang sudah makadam namun susunan batuannya adalah
batuan karang yang teksturnya beda dengan batuan kali. Jadi untuk melintasinya musti
“felan-felan” agar goncangan di kendaraan tidak telalu keras terasa. Bagi
wanita yang sedang hamil diharap hati-hati saja, bisa-bisa melahirkan mendadak
..... J
Rasa
lelah dan penat seakan sirna begitu melihat suguhan lukisan alam nan elok
terpampang di depan mata. Birunya laut dihiasi pulau-pulau karang yang
menjulang tinggi. Gemuruh suara deburan ombak bergulung-gulung berkejaran ke
pantai. Ini belum seberapa. Keindahan ini makin sempurna dengan hamparan
permadani hijau nan lembut bersanding dengan butiran pasir di bibir pantai.
Kontras sekali. Membuat saya takjub dan terkesima. Sungguh, luar biasa
keindahan alam yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa kepada kita. Subhanallah ...
Seperti namanya, pantai ini memiliki sebuah goa yang
menjadi daya tarik utama. Goa ini terletak di pulau karang yang berada tidak jauh dari deretan warung-warung dan
kamar mandi.
Untuk mencapainya tidak terlalu susah, hanya sedikit
melewati jalan yang agak sempit dan sedikit terjal. Goa nya tidak terlalu luas .
Di mulut goa kita masih bisa berdiri namun begitu masuk harus merunduk. Di
dalam tedapat beberapa cerukan dengan sisa-sisa bekas abu dupa di lantainya. Nampaknya
tempat ini kerap digunakan untuk menenangkan diri.
Asal mula nama pantai sendiri, seperti yang
tertulis di bawah mulut goa, dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki pengembara
yang menemukan sebuah goa dan berdiam di situ. Hingga pada suatu saat ada penduduk yang menemukan goa tersebut dan ternyata
tidak ditemukan penghuninya. Entah sudah pergi menghilang kemana. Hanya tertinggal
secarik kertas bertuliskan aksara cina beserta nama penulisnya. Begitulah, sebuah legenda yang akhirnya menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan yang akan berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar